Pages

Thursday, November 13, 2014

Pura Pengastulan

Pengastulan adalah sebuah desa, terletak di pantai utara pulau Dewata dan merupakan salah satu desa nelayan di daerah kabupaten buleleng, khususnya di kecamatan sseririt. Desa pengastulan didirikan pada hari rabu (budha), paing, wara landep, sasih kapat, paing 8, iska warsa 1381. Sebelumnya, tersebut nama desa muntis yang merupakan cikal bakal 3 desa, yaitu desa pengastulan, desa bubuna, dan desa sulanyah. Orang orang dari luar banyak berdatangan baik sebagai pedagang dan bahkan ada juga yang terus menetap sebagai penduduk. Diantara pedagang yang datang, ada pula orang orang cina. Pada saat itu desa muntis masih dikelilingi hutan belukar, terdapat sebuah batu besar yang dikeramatkan oleh penduduk, karena bertuah. Mereka sering berkunjung lalu bersemedi dan memuja. Pedagang pedagang cina juga sering datang untuk memohon berkah dan keselamatan kehadapan Ida Bhatara yang melinggih. Karena permohonan mereka sering terkabul, maka diatas  batu besar tadi dibangun pelinggih yang besar, yang kemudian merupakan sebuah pura, dinamakan pura gede.

Pura Munduk Duur

SEJARAH PURA MUNDUK DUUR
Di bali ada 3 gunung yaitu gunung batur, gunung agung, dan gunung lempuyang luhur. Ketiga gunung tersebut terdapat leluhur. Gunung luhur adalah Hyang Geni Jaya, Gunung Batur adalah Dewi Danu, dan Gunung Agung adalah mahadewa. Selain itu ada 4 warna penduduk di Bali, yaitu dari pakisan, papua, cina, dan Raa. Keempat warna ini belum mengenal agama, hanya mengenal leluhur dan berbakti berdasarkan batu sebagai tempat sesajen. Kemudian datanglah Rsi Markandya di Bali. Beliau merupakan Maha Rsi yang berasal dari Hindia. Tujuan utama beliau datang kebali adalah mengajarkan penduduk di Bali untuk mengenal dan bersedia belajar agama. Atas jasa-jasa beliau dalam mengajar agama dan banyak membuat subak di Bali, khususnya di Desa Kayuputih maka di Kayuputih beliau disebut dengan sebutan Sapu Jagat.

Pura Hita Karana

Sebelum adanya desa adat seririt, seririt merupakan pasar. Pada Tahun 1964 banyak masyarakat yang datang dari segala penjuru baik dari pulau jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Karna kota seririt sudah banyak masyarakatnya baik itu pendatang dan penduduk asli, maka dibuatlah suatu perbekel. Perbekel itu memiliki syarat untuk mengurus kekedinasan karena sebelum adanya perbekel dulu masing-masing kedinasan itu diurus oleh asal muasal dari penduduk yang datang dari seluruh penjuru itu. Lantas pada 19 Oktober 1964 dibuatlah suatu perbekel lengkap dengan stafnya ada klian banjar, klian adat, dan lain-lain. Karena sudah ada perbekel, warga berinisiatif untuk membangun pura untuk memandirikan persembahyangan diseririt.

Goa Gajah

Goa Gajah

A. Letak Geografis
Goa Gajah adalah sebuah tempat wisata dengan nilai sejarah dan spiritual yang terletak di Desa Bedulu , Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar. Kawasan goa kuno ini berjarak sekitar 27 km dari pusat kota Denpasar.
B. Sejarah
Kata “Goa Gajah” dipercaya berasal dari sebuah kata yang muncul di dalam kitab Negarakertagama , “Lwa Gajah.” Goa ini dibangun sekitar abada ke 11 masehi saat Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten sedang bertahta,  yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Tempat ini dulunya digunakan oleh beliau untuk bertapa. Selain itu ada pula tujuh kolam suci dengan tujuh patung bidadari yang memancarkan air di sekitar gua. Patung-patung ini adalah simbol dari tujuh sungai suci tempat lahirnya agama Hindu dan Budha yang ada di India. Memang banyak benda-benda penginggalan sejarah yang dapat ditemukan di kompleks tempat suci ini. 

Wednesday, November 12, 2014

Pura Tirta Sudhamala



A.Sejarah Pura

Pura Sudhamala merupakan salah satu pura yang cukup terkenal di Kabupaten Buleleng. Pura ini dikenal sebagai pura penglukatan dimana air/tirta yang didapat berasal dari pancoran Sudhamala. Tirta tersebut dipercaya memiliki banyak khasiat sebagai tirta pengobatan. Berikut sejarah singkat mengenai Pura Tirta Sudhamala dimana data yang kami peroleh berasal dari hasil wawancara kami dengan Kelian Banjar Banyuasri