Letak Geografis pure Tirta Sudamala
Pure Tirta Sudamala terletak di Banjar Sedit, Desa Bebalang, Kabupaten Bangli. Untuk menuju pure ini dari Kota Bangli kira-kira 2 KM.
Sejarah terbentuknya Tirta Sudamala atau Centeng ini memiliki kaitan dengan kedatangan Dang Hyang Nirartha (Pedanda Sakti Wawu Rauh), dahulu ketika Beliau datang ke pulau Bali pada sekitar tahun 1550 .Pada saat itu beliau datang ke Tampak Siring, yang terletak di Kabupaten Gianyar, kemudian saat itu Beliau mendengar berita bahwa masyarakat Desa Tegak, Desa Gembalan, dan Desa Payungan, Kabupaten Klungkung terkena serangan wabah penyakit berupa bermacam-macam penyakit kulit seperti Cacar air, Kusta, Korengan, dan lain-lain.
Akhirnya Beliau datang ke Desa Tegak, karena prihatin melihat kondisi masyarakat yang menyedihkan, untuk membantu menanggulangi bencana tersebut, beliau menancapkankan tongkat saktinya di suatu wilayah di Desa Tegak, akhirnya ketika tongkat tersebut ditancapkan dan kemudian dicabut munculah pancuran air dari dalam tanah yang disebut dengan “Kelebutan” yang keluar dari bekas tancapan tongkat sakti Beliau. Disebelah sumber mata air tersebut, terdapat batu besar yang kemudian diikat menggunakan Daun katang-katang, daun khas yang ada di Desa Tegak, dan beliau menggunakan daun tersebut untuk memindahkan batu besar tersebut, kemudian batu tersebut digunakan untuk melindungi sumber mata air tersebut agar tetap jernih dan suci, serta tidak terkontaminasi oleh air sungai yang mengalir di bawahnya, padahal air sungai tersebut juga sangat jernih dan mengalir dengan tenang. Masyarakat Desa Tegak menyebut batu tersebut dengan nama “Batu jaran”. Setelah sumber mata air tersebut terbentuk, masyarakat mulai menggunakannya untuk mengobati penyakit yang diderita, dan penyakit tersebut memang benar-benar sembuh. Akhirnya tempat ini diberi nama “Tirta Sudamala”, yang berasal dari 2 kata, yaitu Tirta yang artinya air amerta atau air suci yang berasal dari dalam bumi, dan Sudamala yang artinya pengeleburan mala atau sifat buruk pada manusia agar bisa kembali membentuk sudha, yang merupakan sikap bijaksana dan baik pada manusia. Hingga kini masyarakat Desa Tegak, masih mempercayai keajaiban Tirta sudamala ini, masyarakat Desa Tegak sering mengambil air dari Sumber mata air ini untuk diminum sehari-hari dan digunakan keperluan sehari-hari. Hulu dari sungai ini adalah Sungai Soka yang terletak di Desa Gembalan, Kabupaten Klungkung dan hilir nya adalah Sungai Kali Unda, yang merupakan sungai terbesar di Kabupaten Klungkung. Dahulu, ketika sumber mata air ini belum terbentuk, setiap upacara Pesucian atau melaspas dewa di pura puseh, biasanya dilakukan di Sungai Soka, namun setelah terbentuknya Tirta Sudamala ini, setiap pesucian dilakukan di sini. Biasanya ketika masyarakat di Desa Tegak, datang ke tempat ini untuk melukat atau untuk mengambil air untuk di konsumsi, masyarakat membawa canang dan uang kepeng untuk menghormati jasa Beliau yang telah memprakarsai terbentuknya tempat ini.
Pure Tirta Sudamala ada tiga bagian, Nista Mandala, Madya Mandala, Dan Utama Mandala.
PELINGGIH-PELINGGIH DI TIRTA SUDAMALA
1. Pelingih yang berada di Utama Madala
Pelinggih ini disebut Sanggar Agung di sini melinggih Ida Betara Surya.
Pelinggih ini merupakan pelinggihan Betara Gunung Agung
Pelinggih ini merupakan linggihan dari Gunung Lebah
Pelinggih ini disebut Sedaan Ngurah
Pelinggih ini disebut Sedaan Taksu.
Pelinggih ini disebut Pesamuan Melanting.
Pelinggih ini disebut Gedong Melanting.
Pelinggih ini disebut Meru Tumpang Tiga (Gedong Penyimpanan).
Pelimggih ini disebut pelinggih Pengaruman
Pelinggih ini disebut Dasar
2. Pelingih-pelinggih ini berada di Madya mandala.
Pelinggih ini berada di jabe tengah tepatnya di depan candi pure, pelinggih ini disebut Pengapit Lawang
Pelinggih ini berada di tengah-tengah pure, pelinggih ini disebut Lebuh.
Pelinggih ini berada di atas tempat pemandian suci pure Tirta Sudemale, disini pelinggihan tirta.
Juli & Praja
0 comments:
Post a Comment