Pages

Thursday, November 13, 2014

Pura Pengastulan

Pengastulan adalah sebuah desa, terletak di pantai utara pulau Dewata dan merupakan salah satu desa nelayan di daerah kabupaten buleleng, khususnya di kecamatan sseririt. Desa pengastulan didirikan pada hari rabu (budha), paing, wara landep, sasih kapat, paing 8, iska warsa 1381. Sebelumnya, tersebut nama desa muntis yang merupakan cikal bakal 3 desa, yaitu desa pengastulan, desa bubuna, dan desa sulanyah. Orang orang dari luar banyak berdatangan baik sebagai pedagang dan bahkan ada juga yang terus menetap sebagai penduduk. Diantara pedagang yang datang, ada pula orang orang cina. Pada saat itu desa muntis masih dikelilingi hutan belukar, terdapat sebuah batu besar yang dikeramatkan oleh penduduk, karena bertuah. Mereka sering berkunjung lalu bersemedi dan memuja. Pedagang pedagang cina juga sering datang untuk memohon berkah dan keselamatan kehadapan Ida Bhatara yang melinggih. Karena permohonan mereka sering terkabul, maka diatas  batu besar tadi dibangun pelinggih yang besar, yang kemudian merupakan sebuah pura, dinamakan pura gede.

Pura Munduk Duur

SEJARAH PURA MUNDUK DUUR
Di bali ada 3 gunung yaitu gunung batur, gunung agung, dan gunung lempuyang luhur. Ketiga gunung tersebut terdapat leluhur. Gunung luhur adalah Hyang Geni Jaya, Gunung Batur adalah Dewi Danu, dan Gunung Agung adalah mahadewa. Selain itu ada 4 warna penduduk di Bali, yaitu dari pakisan, papua, cina, dan Raa. Keempat warna ini belum mengenal agama, hanya mengenal leluhur dan berbakti berdasarkan batu sebagai tempat sesajen. Kemudian datanglah Rsi Markandya di Bali. Beliau merupakan Maha Rsi yang berasal dari Hindia. Tujuan utama beliau datang kebali adalah mengajarkan penduduk di Bali untuk mengenal dan bersedia belajar agama. Atas jasa-jasa beliau dalam mengajar agama dan banyak membuat subak di Bali, khususnya di Desa Kayuputih maka di Kayuputih beliau disebut dengan sebutan Sapu Jagat.

Pura Hita Karana

Sebelum adanya desa adat seririt, seririt merupakan pasar. Pada Tahun 1964 banyak masyarakat yang datang dari segala penjuru baik dari pulau jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Karna kota seririt sudah banyak masyarakatnya baik itu pendatang dan penduduk asli, maka dibuatlah suatu perbekel. Perbekel itu memiliki syarat untuk mengurus kekedinasan karena sebelum adanya perbekel dulu masing-masing kedinasan itu diurus oleh asal muasal dari penduduk yang datang dari seluruh penjuru itu. Lantas pada 19 Oktober 1964 dibuatlah suatu perbekel lengkap dengan stafnya ada klian banjar, klian adat, dan lain-lain. Karena sudah ada perbekel, warga berinisiatif untuk membangun pura untuk memandirikan persembahyangan diseririt.

Goa Gajah

Goa Gajah

A. Letak Geografis
Goa Gajah adalah sebuah tempat wisata dengan nilai sejarah dan spiritual yang terletak di Desa Bedulu , Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar. Kawasan goa kuno ini berjarak sekitar 27 km dari pusat kota Denpasar.
B. Sejarah
Kata “Goa Gajah” dipercaya berasal dari sebuah kata yang muncul di dalam kitab Negarakertagama , “Lwa Gajah.” Goa ini dibangun sekitar abada ke 11 masehi saat Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten sedang bertahta,  yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Tempat ini dulunya digunakan oleh beliau untuk bertapa. Selain itu ada pula tujuh kolam suci dengan tujuh patung bidadari yang memancarkan air di sekitar gua. Patung-patung ini adalah simbol dari tujuh sungai suci tempat lahirnya agama Hindu dan Budha yang ada di India. Memang banyak benda-benda penginggalan sejarah yang dapat ditemukan di kompleks tempat suci ini. 

Wednesday, November 12, 2014

Pura Tirta Sudhamala



A.Sejarah Pura

Pura Sudhamala merupakan salah satu pura yang cukup terkenal di Kabupaten Buleleng. Pura ini dikenal sebagai pura penglukatan dimana air/tirta yang didapat berasal dari pancoran Sudhamala. Tirta tersebut dipercaya memiliki banyak khasiat sebagai tirta pengobatan. Berikut sejarah singkat mengenai Pura Tirta Sudhamala dimana data yang kami peroleh berasal dari hasil wawancara kami dengan Kelian Banjar Banyuasri

Pura Bukit Sinunggal



A. Letak Geografis 
Untuk sampai di lokasi pura bukit sinunggal, kita dapat melalui jalur denpasar –kintamani, pucak penulisan melewati desa dausa menuju ke desa tajun. Jarak pura dari kota Buleleng kurang lebih 30 km dan dari kota denpasar kurang lebih 98 km. Pura ini terletak di Desa Tajun, Kubutambahan.
B. Sejarah Pura 
Pucak Bukit Sinunggal merupakan salah satu Pura Dang Kahyangan yang ada di Bali Utara. Menurut sejarahnya yang dalam buku “Pura Bukit Tunggal Dalam Prasasti” disusun Ketut Ginarsa, Balai Penelitian Bahasa, Singaraja, 1979, sebelum tahun 914 Masehi pura ini menjadi milik raja yang dipuja masyarakat Bali Utara pada zaman itu.

Monday, November 10, 2014

PURA CAMPUHAN WINDHU SEGARA

PURA CAMPUHAN WINDHU SEGARA



1. Letak Geografis Pura Campuhan Windhu Segara
Pura ini terletak di Padanggalak, Kesiman, Denpasar

2. Sejarah Pura Campuhan Windhu Segara
Jro Mangku Gede Alit Adnyana sendiri mendapat mukjizat bisa sembuh dari penyakit gagal ginjal sebelum beliau diperintahkan secara niskala untuk membangun pura ini pada tahun 2005. Ceritanya pun berbau magis. Ketika beliau pasrah dan putus asa menderita gagal ginjal, beliau mendapat pewisik untuk membangun parahyangan. Beliau menemukan sebatang kayu di pinggir Pantai Padanggalak. Ketika itu kayu itu mengeluarkan asap dan api sebagai pertanda adanya kebesaran Tuhan. Makanya di lokasi itu dijadikan tegak pura sekalipun hanya berlantaikan pasir laut.

Pura Taman Ayun

PURA TAMAN AYUN

 
1. Letak Geografis 
Pura Taman Ayun terletak 18 Km dari Denpasar, termasuk Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.

2. Sejarah Pura Taman Ayun 
Sejarah dan asal-usul Pura Taman Ayun adalah sangat erat sekali hubungannya dengan berdirinya kerajaan Mengwi pada tahun 1627 Masehi (1549 Caka). Pura Taman Ayun selesai dibangun dan dipelaspas pada tahun 1634 Masehi (1556) pada waktu pemerintahan raja Mengwi yang pertama yaitu : I Gusti Agung Ngurah Made Agung yang kemudian bergelar “Ida Cokorda Sakti Belambangan”.

PURA ALAS KEDATON

PURA ALAS KEDATON




1. Letak Geografis
Desa Pekraman Kukuh, Kec. Marga, Kab. Tabanan, Bali


2. Sejarah Pura Alas Kedaton 
Pura Alas Kedaton ini sekarang lebih sering dikenal dengan sebutan “Pura Dalem Kahyangan Kedaton” dan pemberian nama ini mungkin disebabkan karena pura ini kenyataannya memang berada di tengah-tengah sebuah semak-semak. Pura Dalem Kahyangan Kedaton ini berstatus sebagai salah satu penyungsungan jagat. Pura ini dibangun oleh Mpu Kuturan atau Mpu Rajakertha pada zaman pemerintahan Raja Sri Masula Masuli. Menurut bunya prasasti Desa Sading, kec. Mengwi, kabupaten Badung disebutkan raja Sri Masula Masuli mulai bertahta pada tahun icaka 1.100 (tahun 1.178 masehi).

PURA PENATARAN SASIH

PURA PENATARAN SASIH

Pura Penataran Sasih yang tepatnya terletak di Banjar Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar
Pura Penataran Sasih merupakan pura yang memiliki sejarah penting serta termasuk salah satu pura kahyangan jagat atau pura utama di Bali. Pura ini menjadi terkenal karena adanya Nekara Perunggu yang sangat besar berukuran tinggi 186,5 cm dengan garis tengah 160 cm. Nekara Perunggu ini konon berasal dari zaman prasejarah dimana Nekara tersebut dikenal dengan nama Bulan Pejeng. Keunikan Bulan Pejeng terletak pada hiasannya yang berbentuk kedok muka yang disusun berpasangan dengan matanya yang besar terbelalak, telinganya yang panjang dan anting-anting yang terbuat dari uang kepeng dan hidungnya berbentuk segitiga yang menurut cerita adalah antingnya Kebo Iwa.

PURA BUKIT INDRAKILA

PURA BUKIT INDRAKILA
               



                Pura Bukit Indrakila terletak di sebuah bukit kecil di desa Dausa kecamatan KIntamani. 4 kilometer  dari Penulisa kearah barat menuju ke Singaraja, atau 10 kilometer dari Kintamani. Secara geografis letak Pura Bukit Indrakila sangatlah indah. Berada di tengah desa Dausa dan dikelilingi pemandangan yang sangat indah. Di sebelah utara terhampar pemandangan pantai buleleng timur dengan panorama bukit-bukit kecil yang indah. Disebelah barat terhampar pemandangan desa Dausa, bukit sinunggal,hingga sejauh mata memandang  panorama bebukitan. Di sebelah selatan terlihat bukit Tambakan sebagai batas pandang, dan dataran rendahnya yang begitu indah serta desa-desa yang mengitarinya. Di sebelah timur terlihat Bukit Penulisan dengan hutannya, desa Sukawana dengan terassering di areal pertaniannya. 
Pura Bukit Indrakila sendiri terbagi menjadi tiga bagian (tri mandala) bangunan. Pada bagian utama mandala (jeroan ) terdapat sebuah pohon beringin yang cukup angker, yang bersebelahan dengan pohon cempaka seliwah (satu pohon cempaka yang berbunga dua jenis, cempaka putih dan merah).

Pura Luhur Sri Jong

PURA LUHUR SRI JONG



Sebuah bangunan suci dengan arsitektur khas Bali yang memiliki nilai sejarah tinggi terdapat di Desa Soka Batu Lumbang, Kecamatan Bajera, Kabupaten Tabanan, Bali. Bangunan suci itu bernama Pura Luhur Srijong. . Pura ini berlokasi sekitar 15 km dari Tabanan arah barat atau 45 km dari Denpasar.
 Pura Luhur Srijong merupakan pura Dang Khayangan dimana pura ini digunakan sebagai tempat pemujaan Dewa Wisnu sebagai manifestasi kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Dewa Baruna sebagai bentuk manifestasi kepada penguasa lautan. Pura Srijong berada di bibir Pantai Soka dikelilingi oleh pohon kelapa dan semak- semak sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi siapapun yang mengunjunginya, dan aura mistis pun akan terasa pada saat memasuki pura ini.

Pura Gunung Raung

PURA GUNUNG RAUNG
     


A. Letak Pura Gunung Raung
Kahyangan Jagat Pura Agung Gunung Raung berlokasi di Desa Taro kecamatan Tegalalang kabupaten Gianyar, berjarak sekitar 25 km dari kota Gianyar atau sekitar 42 km dari kota Denpasar. Letak pura diantara dua buah aliran sungai yaitu sungai Wos Lanang (Wos Kangin) dan Wos Wadon (Wos Kauh).

B. Sejarah Pura Gunung Raung
Pura ini erat sekali kaitannya dengan perjalanan Rsi Markandya, seorang resi dari Pasraman Gunung Raung, Jawa Timur, ke Bali untuk menyebarkan ajaran Sanatana Dharma (Kebenaran Abadi) yang kini dikenal dengan sebutan Hindu Dharma. Setelah terlebih dahulu mengawali langkahnya dengan mendirikan Pura Basukian di Besakih, selanjutnya Rsi Markandya membangun pasraman (semacam pesantrian) di Taro. Pasraman inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Pura Gunung Raung di Desa Taro tersebut. 

Sunday, November 9, 2014

PURA TELAGA WAJA

PURA TELAGA WAJA


A. Letak Pura Telaga Waja
Pura Telaga Waja terletak di Banjar Kapitu, Desa Kendran, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pura Telaga Waja berjarak ± 4 km dari Ubud.

B. Sejarah Pura Telaga Waja
Pura Telaga Waja merupakan sebuah pathirtan yang sangat kuno dan sakral. Menurut keterangan dari Dinas Purbakala, Pura Telaga Waja sudah berumur 1.000 tahun. Dibangun di abad ke-10 Masehi sebagai pusat pertapaan suci dari para bhiksu Buddha Kasogatan.

PURA KEBO EDAN



A. Letak Pura Kebo Edan
Secara administratif Pura Kebo Edan berada di wilayah Dusun Intaran, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Tepatnya berada pada ruas jalan raya jurusan Gianyar, Tampaksiring, Kintamani, berada pada perbatasan antara dua Desa yaitu Desa Bedulu dan Desa Pejeng. Jarak dari Kota Gianyar ke lokasi ± 5 km, jarak dari  lokasi ke Kota Denpasar ± 26 km. Pura ini sangat mudah dikenali karena berdekatan dengan Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Bali. 

Secara geografi Pura Kebo Edan dikelilingi oleh pura-pura kuno lainnya seperti Pura Pusering Jagat di utara, Pura Penataran Sasih ditimur laut dan Pura Arjuna diselatan yang memberi bukti bahwa situs Pura Kebo Edan memiliki nilai historis yang penting.

Pura Mangening

PuraMangeningberada di DesaSaraseda, Tampaksiring, KabupatenGianyar.PuraMangeningberada di lingkungan yang heningdanberhawasejuk.Waktu yang diperlukanapabilaandainginmengunjungiPuraMengeninginiadalahsekitar 90 menitdenganjaraktempuhkira-kira 37 km dari Kota Denpasar Bali.DimanaPurainitermasukkedalamsalahsatucagarbudaya yang diresmikanolehPemerintahPropinsi Bali berdasarkan UU No.05/1985.keberadaanPuraMengeninginisudahadasejak Raja Masula-Masulimemerintah di Pejeng. Raja Masula-Masuliinisendirimempunyaikisahtersendirihinggasampai di Pejeng.Masula-Masulisebelaumnyabernama I Sula dan I Suli.Keduanyainiadalahpasanganlakidanperempuan yang lahirdaritroktokannyuhgading di kawasanBesakih.

Pura Dasar Buana Gelgel


PuraDasarBhuanaterletak di DesaGelgel, Klungkung. Dari Denpasar, berjaraksekitar 42 kilometer. Purainiberdiri di ataslahan yang cukupluas.Berdirimegahdantampakasri di pinggirjalanutamaGelgel-Jumpai.PuraDasarBhuanadibangunMpuDwijaksaradariKerajaanWilwatikta (KerajaanMajapahit) padatahunCaka 1189 atautahun 1267 Masehi.Purainimerupakansalahsatu Dang KahyanganJagat di Bali.PadamasaKerajaanMajapahit, Pura Dang Kahyangandibangununtukmenghormatijasa-jasapandita (guru suci).Pura Dang Kahyangandikelompokkanberdasarkansejarah.Di mana, pura yang dikenalsebagaitempatpemujaan di masakerajaan di Bali, dimasukkankedalamkelompokPura Dang KahyanganJagat.KeberadaanPura Dang KahyangantidakbisadilepaskandariajaranRsi Rena dalam agama Hindu.

Pura Agung Kentel Gumi


PuraAgungKentel Gumi yang terletak di desaTusan, KecamatanBanjarangkan, KabupatenKlungkung, merupakansalahsatuPuraKahyanganJagat Bali sungsunganumat Hindu sebagaistana Ida Sang HyangRakaBhuwana. DalambeberapasusastrasepertiUsana Bali, BabadBendesa Mas, PuranaPuraAgungKentel Gumi, pemberiannamaKentel Gumi bermaknasimbolissebagaipengekajagat, sebagaitempatterpilih yang ditetapkanolehMpuKuturanuntukngentelangjagatBai yang ketikaituteruraidanterpilihdalambeberapawujudkeyakinan Hindu. Di desaTusaninilahMpuKuturandiyakinimengawalipembangunanparahyanganPuraAgungKentel Gumi denganmemancangkantiangbatupersegiempatpanjang(batumadeg) yang hinggakinidikenaldenganRatuPancerJagat. UpayatersebutdilanjutkandenganmembangunpelinggihCaturMukasebagai lambing Brahma, manifestasi Ida Sang HyangWidhisebagaipenciptaalamsemesta(ngerekabhuwana) yang bergelas Sang HyangRekaBhuwana.

Pura Ponjok Batu


PonjokBatuterletak di DusunAlasari, DesaPacungKecamatanTejakulasekitar 24 Kilometerarahtimurdari Kota Singaraja. Kabupaten/Kota Buleleng
LingkunganPuraPonjokBatumerupakansebuahtanjung yang terdiriatasbebatuandimanadaricelah–celahbatutersebuttumbuhpohonKambojadansemak yang sangatindah. Dalambahasa Bali "PonjokBatu" berartiTanjungBatu. LingkunganPurainimerupakanlingkunganPuratempatpemujaan/tempatpersembahyanganumumuntukmohonkeselamatan. Dari depanlingkunganpura yang dibatasijalanrayamenujuAmlapuraterlihatpemandanganLautJawa yang terbentangluas, yang dapatmenimbulkanketenanganjiwadanmenumbuhkaninspirasibagipengunjungnya. Laut yang tenang yang ditumbuhibeberapapohontua di sekitarbukitmenambahkeindahanlokasilingkunganPura. Beberapasumber air bertebaran di sekitarlokasi, danpenduduksetempatmemanfaatkannyauntukkeperluansehari-hari.

Pura Labuhan Aji.

Pura Labuhan Aji.
4.1 Lokasi.
Di Buleleng memang terdapat banyak pura tua yang secara kuat tetap menyebarkan getaran suci dan gaib di tengah zaman modern ini. Salah satunya adalah Pura Labuhan Aji, terletak 12 km disebelah barat pusat kota singaraja, tepatnya di Desa Pakraman Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Hampir setiap hari pura yang berlokasi di tepi Jalan Raya Singaraja - Seririt ini didatangi umat Hindu dari berbagai daerah di Bali dan luar Bali untuk melakukan persembahyangan.

Pura Pusering Jagat.

Pura Pusering Jagat.
Pura Pusering Jagat terletak di desa Pejeng yang di masa lampau merupakan pusat Kerajaan Bali Kuna. Banyak yang menduga bahwa kata pejeng berasal dari kata pajeng yang berarti payung. Dari desa inilah raja-raja Bali Kuna memayungi rakyatnya. Namun, ada juga yang menduga kata pejeng berasal dari kata pajang (bahasa Jawa Kuna) yang berarti sinar. Diyakini, dari sinilah sinar kecemerlangan dipancarkan ke seluruh jagat.

Dalam lontar-lontar kuna, Pura Pusering Jagat juga dikenal sebagai Pura Pusering Tasik atau pusatnya lautan. Penamaan itu akan mengingatkan masyarakat Hindu kepada cerita Adi Parwa yang mengisahkan perjuangan para dewa dalam mencari tirtha amertha (air kehidupan) di tengah lautan Ksirarnawa.

Pura Tirta Yeh Ketipat.

2.1 Sejarah Pura Tirta Yeh Ketipat.
Pada Wuku Landep Sasih Kasa, I Gst. Ngurah Jelantik telah merampungkan tugasnya untuk mempersiapkan jaringan tentang dasa bersama sejumlah keris, maka kembali di gelar persidangan untuk melepas kepergian kibarak putranya ke Denbukit.
Kyayi Manca Warna selaku pemandu perjalanan diminta dalam menjaga keselamatan cucunya. Ketika dilakukan pembagian keris, terjadi keajaiban dengan terdapatnya kelebihan bagi satu bilah keris walaupun pembagian dilakkukan berulang dan jika di kumpulkan kembali akan tetap berjumlah empat puluh yang membuat Ida Dalem tersandar. Disamping kelebihan keris Kibarak pun diberikan sebuah tombak pusaka bernama “Ki Pangkaja Tattwa” atau “Ki Tunjung Tutur” yang menyerupai tulup dan pada ujungnya berisi tombak.

Pura Gunung Kawi

Pura ini terletak di Daerah Tampaksiring, Gianyar dan tidak jauh dari Istana Tampaksiring. Daerah situs purbakala gunung kawi sangat luas,  dibagi menjadi dua dan dipisah oleh Sungai Pakerisan.
Sejak ditemukan pada tahun 1920, peninggalan ini terus dijaga dan diperhatikan, disana terdapat dua tebing, terdapat lima candi di tebing sebelah timur dan empat candi di tebing sebelah barat dan juga tempat bermeditasi.
Di pojok tenggaranya juga ditemukan beberapa lobang tempat meditasi, candi yang di tebing sebelah barat dikenal dengan nama Makam X dan di pintu depannya ditemukan tulisan dengan huruf Kediri. Seperti yang di sebutkan Pura Gunung Kawi dibangun oleh Raja Marakatapangkaja dan diselesaikan oleh Raja Anak Wungsu. Tebing-tebing lain yang ditemukan berrelief candi di luar area Gunung Kawi adalah di Kerobokan, Tegallinggah, dan Jukut Paku (Singakerta, Ubud).

Pura Sebatu

Pura Sebatu, sungguh indah dan menarik, sangat berpotensi untuk dikembangkan pada konsep wisata spiritual. Pemandangan alam yang indah, air yang jernih dan suasana magis sungguh terasa begitu memasuki areal Pura Sebatu. Bagi kawan-kawan yang suka melakukan kegiatan spiritual, sungguh merupakan kewajiban untuk berkunjung ke Pura ini. Berdasarkan cerita dari mulut ke mulut, Pura Sebatu merupakan Pura yang sangat keramat, magis dan baru-baru ini saja dibuka untuk khalayak ramai.
Untuk mencapai lokasi ke Pura Sebatu, dari Singaraja ke Ubud (Gianyar), kemudian ke Tegalalang. 

Pura Agung Jagatnatha di Buleleng



Kendatipun lingkungan Pura Agung Jagatnatha ini relatif baru, akan tetapi karena berdiri megah ditengah-tengah kota,
lingkungan pura ini cepat menaeik wisatawan. Di saat odalan dan waktu
bulan Purnama serta bulan mati (Tilem) bisa disaksikkan umat Hindu
termasuk anak-anak sekolah datang ke lingkungan Pura ini untuk
bersembahyang dengan destar putih, baju putih dan selendang (saput)
kuning untuk kaum pria, sedangkan kaum wanita menggunakan baju kuning
atau putih dan selendang kuning atau putih.

Pura Luhur Kehidupan Sri Rambut Sedana


Dear blogger, 8 November 2014, benar-benar spesial. Pura yang dikunjungi pertama dalam rangkaian Maturan ini adalah Pura Luhur Sri Rambut Sedana di Jatiluwih, Tabanan. Di Kecamatan Penebel
Menurut Jero Mangku Nengah Sukra ..Sehubungan dengan adanya Tugas Kuliah Agama jadi Saya melakukan penelitian nama nama Pelinggih untuk tugas Agamanya..

Jero Mangku Driki


Candi Dasa

Sejarah:
Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen yang sebenarnya namanya Chili Dasa, yang berasal dari kata Chili dan dan Dasa yang artinya Chili yaitu anak kecil dan Dasa artinya banyak Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi objek wisata, nama Candi Dasa pun mulai digunakan.Namun, dianggap pemilihan nama ini berhubungan dengan cerita "lingga" di bagian dalam Candi yang terletak pada perbukitan Candidasa.
Naskah kuno menyebutkan bahwa Pura Candidasa dibangun pada abad ke-12. Ada "lingga" yang terdapat di dalam candi yang dipercaya sebagai symbol Dewa Siwa. Di tempat suci ini konon bisa mendapatkan penghargaan tertinggi atau "sorga" dengan uttering sepuluh huruf  yang disebut "Dasa Aksara" (Dasa artinya sepuluh) dan tempat untuk meminta anak atau keturunan Cerita lain mengatakan bahwa nama Candidasa diinspirasi oleh sebuah patung dekat lingga. Patung itu adalah patung Dewi Hariti yang dikelilingi oleh 10 anak. Dipercaya bahwa Dewi Hariti memberikan berkah berupa kemakmuran dan kesejahteraan kepada mereka yang bersembahyang disana.

Pura Ulundanu Batur

1. Sejarah

A. Danau dan Gunung Batur Mitos Kekunaan Desa Batur- Kintamani

Membicarakan desa pakraman Batur Kintamani dalam kekunaan situs-situs peradaban yang ada tidak dapat dilepaskan dari keberadaan danau dan gunun Batur sendiri. Betapa tidak keberadaan situs-situs kekunaan di desa Pakraman Batur Kintamani semuanya berlatarbelakang dari wacana mitos- ideologis kehadiran danau dan gunung Batur sendiri. Karena itu, argumen yang paling akurat dan paling awal menjelaskan kekunaan desa Pakraman Batur Kintamani adalah dengan menghadirkan penjelasan mengenai keberadaan Danau Batur dan Gunung Batur.

Pura Ulun Danu Beratan

1. SEJARAH PURA ULUN DANU BERATAN
A. Prasejarah Pura Ulun Danu Beratan
Di sekitar danau Beratan kemungkinan dahulu telah terdapat komunitas masyarakat prasejarah. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan masyarakat prasejarah menempati tepi dnau, sungai dan pantai. Pemilihan lokasi demikian semata-mata untuk mempermudah kehidupannya terutama memperoleh makanan. Bukti-bukti kebudayaan mereka yang kita dapat terima sampai bebaturan ‘tahta batu’ menandakan daerah ini dahulu memperoleh pengaruh dari budaya megalitik. Setidaknya tinggalan ini sebagai perwakilan dari kebudayaan jaman prasejarah atau jaman batu yang ada di daerah ini.

PURA TULUK BIYU BATUR



Pura Tuluk Biyu atau yang sering disebut Pura Batur Kanginan ini berdiri megah di sebelah selatan Pura Ulun Danu Batur di pinggir jalan Denpasar Singaraja lewat Kintamani.Pura Ulun Danu Batur dan Pura Tuluk Biyu pada mulanya berada di Desa Batur di bawah lereng Gunung Batur.Saat berada di bawah Pura Tuluk Biyu ini letaknya memang disebelah Timur Pura Ulun Danu Batur yang berada disebelah Utara Pura tuluk Biyu sekarang ini. Saat Bali diserang gempa yang sangat dasyat yang juga disebut jaman ”Gejer” Pura Ulun Danu Batur dan juga Pura Tuluk Biyu dan juga Pura-Pura lainnya di Bali banyak yang hancur berantakan. Untuk membangun kembali di Pura yang hancur tersebut maka Pura yang hancur di bawah kaki Gunung Batur itu lantas dibangun kembali di tempatnya yang sekarang di pinggir sebelah timur jalan Kintamani menuju Singaraja dari Denpasar.Karena itu Pura Ulun Danu Batur dan Pura Tuluk Biyu dewasa ini berjejer di timur jalan Kintamani Singaraja.
Pura Tuluk Biyu ini tergolong Pura Dewa Pratistha.Artinya yang menjadi pusat pemujaan di Pura Tuluk Biyu ini adalah Tuhan sebagai Bhatara Siwa Giri Natha beserta dengan Saktinya yaitu Dewa Uma Parwati.Bhatara Siwa Giri Natha beserta dengan Saktinya inilah sebagai Ista Dewata tertinggi yang di puja di Pura Teluk Biyu ini.Di pura ini memang ada beberapa pelinggih untuk memuja Dewa Pitara atau roh suci leluhur seperti adanya beberapa Pelinggih untuk memuja Dewa Pitara atau roh suci leluhur. Antara lain: Pelinggih Ida Ratu Maspahit Ida Ratu Dalem Majelekah, Majelanggu.

Pura Pucak Penulisan


Pura Puncak Penulisan atau dikenal sebagai Pura Tegeh Koripan serta ada juga yang menyebut Pura Pamojan (panah raja) adalah salah satu pura tertua di Bali.Lebih dikenal sebagai Pura Puncak Penulisan sebab pura suci ini terletak di puncak Bukit Penulisan dengan ketinggian sekira 1.745 m dpl.Secara administratif, pura yang lebih banyak dikunjungi wisatawan karena daya tarik historisnya ini berada di kawasan Desa Sukawana, Kintamani, Bangli.

Pura Batu Bolong


Pulau Bali merupakan pulau yang juluki sebagai pulau seribu pura, dan di antara pura-pura tersebut salah satunya adalah  Pura Batu Bolong yang terletak di Desa canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung. Jarak tempuh  ke lokasi pura ini sekitar 18 km dari kota denpasar dan kira-kira 45 menit perjalanan dari bandara Ngurah Rai bila menggunakan kendaraan bermotor. Dari lokasi pura kita dapat menyaksikan panorama yang indah sepanjang pantai yang berada di daerah kawasan Kuta dan kawasan Bukit.

Pura Tirta Sudamala


Letak Geografis pure Tirta Sudamala

Pure Tirta Sudamala terletak di Banjar Sedit, Desa Bebalang, Kabupaten Bangli. Untuk menuju pure ini dari Kota Bangli kira-kira 2 KM.



Sejarah terbentuknya Tirta Sudamala atau Centeng ini memiliki kaitan dengan kedatangan Dang Hyang Nirartha (Pedanda Sakti Wawu Rauh), dahulu ketika Beliau datang ke pulau Bali pada sekitar tahun 1550 .Pada saat itu beliau datang ke Tampak Siring, yang terletak di Kabupaten Gianyar, kemudian saat itu Beliau mendengar berita bahwa masyarakat Desa Tegak, Desa Gembalan, dan Desa Payungan, Kabupaten Klungkung terkena serangan wabah penyakit berupa bermacam-macam penyakit kulit seperti Cacar air, Kusta, Korengan, dan lain-lain.

PURA MADUWE KARANG KUBUTAMBAHAN


Letak geografis pura Maduwe Karang Kubutambahan.
Terletak di Desa Kubutambahanm, Kecamatan Kubutambahan ± 12 km sebelah timur Kota Singaraja, kurang lebih 1 km dari pertigaan Singaraja, Kubutambahan dan Kintamani. Pura ini tempat memohon agar tanaman di tegalan bias berhasil dan baik. Gugusan tangga mengantarkan pengunjung ke suatu areal luar pura (Jabaan) yang luas yang di bagian depannya dihiasi patung-patung batu padas, 34 jumlahnya, yang diambil dari tokoh-tokoh dan adegan-adegan ceritera Ramayana.

Pura Pucak Hyang Ukir


Letak Geografis Pura ini, Pura Pucak Hyang Ukir terletak di atas Bukit Bangli di Desa Kubu, Kabupaten bangli , letak Pura Pucak Hyang Ukir kira-kira 200 meter dari Kota Bangli.

Pada zaman dahulu di Kerajaan Bangli bertahta seorang Raja bernama Ida  I Dewa Perasi yang berasal dari satrya Taman Bali, beliau beristana di kaki gunung Bangli yang pucaknya bernama Hyang Ukir/Hyang Api yang merupakan Benteng Tembok Kerajaan Bangli, yang kala itu berpusat di Puri Timbul Alas Soko sebagai pusat Pemerintahan. Di kaki Gunung sebelah utara terdapat dataran rendah, di pojok utaranya terdapat Bukit Pandakan yang angker dan sakral pengaman Hyang Ukir,Hyang Tanda, Hyang Karimana, Pemahyun Kehen .

PURA TAMAN ALIT, CAMPLUNG



  
A. Sejarah Pura Taman Alit
Daerah ini merupakan rawa-rawa, semak belukar, tempat ini tidak bertuan (yang mengurus), apalagi adanya mata air suci, dimana 230 kadar mineralnya mengandung kalsium yang diukur oleh Bapak Bridjen Polisi Mantan Kapolda Bali yaitu Bapak Alm. Benny Mamuaya. Gara-gara memohon meminta nomor undian (buntut) pada tahun 1980, oleh Jero Petapakan. Dari awal inilah Jero Petapakan mendapat Pawisik untuk membuat pelinggih Lingganya Ida Batara Ratu ayu Manik Batara. Pada tahun 1982, mulai merintis pelinggih-pelinggih terbuat dari bambu (turus lubung) yaitu pelinggih sementara. Dilanjutkan menanam bunga Teratai. (bunga Tunjung) tepat pada piodalan Saraswati. Pada tahun 1989 Jero Petapakan mulai melaksanakan (ngemargiang) :

PURA BEJI, SANGSIT



  
A. Sejarah Pura Beji
Selama ini ada sebagian masyarakat di Desa Sangsit meyakini bahwa situasi Pura Beji Sangsit bukan hanya sebagai Pura Subak Beji, melainkan merupakan Cikabakal Pura Desa (dahulu disebut Desa Beji) terutama pada awal pembuatannya. Namun entah kenapa didalam perjalanan waktu situasi Pura ini berubah menjadi Pura Subak yang diempon oleh Rama Krama Subak Beji saja, sedangkan Pura desa yang sekarang diempon oleh masyarakat Desa Sangsit letaknya kurang lebih 500m dari Pura Beji, yang konon berasal dari Sanggah salah satu warga (keluarga Gusti) yang diserahkan kepada desa karena ceput (tidak ada keturunan).

PURA TAMAN SARI, SINGARAJA



A. Sejarah Pura Taman Sari
Pura Taman Sari sebelumnya bernama Pura Gerojogan dan asal usul mengenai nama tersebut adalah kemungkinan disebabkan adanya mata air yang terus menerus ngerojog disebelah mata air tersebut ada 2 pelinggih yaitu Gedong dan Penghayatan Ida Batara Bedugul dan jalan menuju mata air dan pelinggih tersebut jalannya menurun atau ngerogjogang sehingga hal inilah yang diperkirakan Pura tersebut disebut Pura Grojogan. Sedangkan asal-usul dari Pelinggih Gedong tersebut adalah sesuai dengan mitos, pada tahun 1801 tersebutlah sebuah perahu dari Tiongkok berlabuh disebelah timur Pelabuhan Buleleng yang maksudnya diperkirakan adalah untuk mencari dan mengambil air, mengingat pada lokasi tersebut ada pohon besar yang secara logika ilmu diperkirakan ada sumber mata air.

Pura Goa Tirta Sunia


a. Letak geografisnya dan sejarahnya
Persis berada di badan bukit, pura ini terlihat begitu berbeda dari pura-pura yang ada di Bali pada umumnya. Pahatan-pahatan anak tangga menuju pura ini ditata sedemikian rupa. Tangga naiknya dihiasi patung-patung macan serta patung ular naga memanjang sepanjang anak tangga. Sesajen pun terlihat dikiri kanan anak tangga menuju altar utama pura. Pura Tirta Sunia, masyarakat Hindu Bali menamai. Pura Tirta Sunia sendiri merupakan salah satu pura keramat di Pulau Dewata. Terletak di Desa Banyupoh, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Pura Tirta Sunia sendiri sudah ada sejak 400 tahun yang lalu. Dari Pura ini setiap malam purnama akan keluar air suci yang digunakan masyarakat Hindu Bali sebagai air keberkahan. Tidaklah salah Bali menjadi tanah elok dan penuh berkah, meski modernisasi tidak bisa dihambat. Namun urusan masyarakat dengan Tuhannya tidak ada yang bisa menghambat.

Pura Belatung


a. Letak geografis dan sejarahnya 

Pura belatung merupakan salah satu pura pesanakan Pura Agung Pulaki yang dapat dikembangkan menjadi wisata religi. Pura ini terletak di banjar belatung, desa Banyupoh, kecamatan gerokgak, buleleng. Di areal kawasan daya tarik terdapat sarana wisata berupa Tourist information centre yang berada di Pura Pulaki, dan sarana tempat parkir dengan luas ± 2 are yang mampu menampung 10 mobil.  Daya tarik dari kawasan wisata ini disamping bisa dikembangkan wisata religi, juga memiliki pemandangan alam yang masih alami di areal sekitar pura, mata juga dapat dimanjakan dengan keberadaan perkebunan anggur yang ada di areal sekitar pura. Dengan adanya potensi wisata di atas aktifitas wisata yang bisa dikembangkan yaitu kegiatan trakking dan menyaksikan proses cocok tanam anggur.  

Pura Kerta Kawat




a. Letak Geografis Pura Kerta Kawat
Pura kerta kawat terletak di dusun Banyupoh, kecamatan Gerokgak, kabupeten Buleleng, provinsi Bali. Jaraknya sekitar 50 kilometer dari kota Singaraja dan sekitar 30 kilometer dari pelabuhan gilimanuk. Jika berangkat dari Bandara Ngurah Rai, maka dibutuhkan waktu sekitar 3,5 jam perjalanan menuju lokasi ini. Namun, anda tak perlu khawatir dengan rasa bosan selama perjalanan karena mata anda akan dimanjakan dengan suasana hijau hutan bedugul lengkap dengan tingkah lucu kera-keranya, serta perkebunan dan persawahan warga kecamatan Seririt dan Banjar.

Pura Melanting Pulaki


Dalam perjalanan berat Peranda Sakti Wawu Rauh di bumi Bali, istri beliau, Danghyang Biyang Ketut atau disebut juga Danghyang Biyang Patni Keniten dari Belambangan, yang kelelahan seakan tak kuasa lagi mengangkat kakinya. Beliau dalam keadaan hamil tua, seluruh persendian kakinya membengkak dan ngilu dan nyeri. Padahal perjalanan masih sangat jauh. 
Malang benar, Peranda Suci Nirarta yang bijak itu sempat terbimbang sesaat hatinya, ingin direlakannya mengorbankan waktu menemani, tetapi mengingat pentingnya perjalanan dilanjutkan menuju ke timur secepatnya, maka diputuskanlah untuk meninggalkan belahan jiwanya sementara di tempat itu, ditemani salah satu putrinya, Dyah Ayu Swabawa. Putra-putrinya yang lain diajaknya serta karena mereka masih cukup kuat berjalan. Kelak sesampainya perjalan Danghyang di tujuan, akan diutusnya pengikutnya menjemput mereka.

Pura Penegil Dharma


Indriyanam jaye yogam
Samatistheddivanisam.
Jitendriyo hi saknoti.
Vagesthapayitumprajah 
(Manawa Dharmasastra, VII.44). 
Maksudnya: 
Siang dan malam terus berusaha mengendalikan indria sekuat tenaga. Kalau raja berhasil menundukan indrianya sendiri maka raja akan dapat membuat rakyatnya patuh pada kepemimpinannya. 
SETIAP orang hendaknya mengamalkan ajaran kitab suci ke dalam dirinya sendiri dan untuk bekal mengabdi pada orang lain. Yang tertinggi ajaran kitab suci itu untuk dijadikan pegangan berbakti kepada Tuhan. Apalagi bagi seorang yang berkedudukan sebagai raja. Sebelum bertugas mengendalikan pemerintahannya seorang raja harus berusaha siang malam mengendalikan indrianya agar patuh pada arahan pikiran dan kesadaran budhinya. 

Pura Negara Gambur Anglayang

Pura Negara Gambur Anglayang mungkin belum banyak diketahui keberadaannya oleh umat Hindu baik yang berada di daerah Buleleng maupun umat Hindu di daerah Bali lainnya. Apalagi umat Hindu yang keberadaannya di luar pulau Bali. Bahkan hingga saat ini belum perhan diketemukan tertulis secara jelas pada prasasti-prasasti yang ada Namun dalam perkembangannya mulai banyak dikenal dan dikunjungi oleh umat Hindu.
Pura Negara Gambur Anglayang adalah pura yang cukup tua keberadaannya di wilayah desa pakraman kubutambahan yang telah diakui keberadaannya oleh masyarakan / umat dan desa pakraman kubutambahan khususnya, bahkan sekarang mulai berdatangan umat di Bali bahkan luar Bali dan Tokoh-Tokoh dari umat lain untuk melakukan persembahyangan di pura ini. Pura Negara Gambur Anglayang yang hingga saat ini diempon oleh 364 krama ini memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan Pura Puseh Penegil Dharma / Penyusuhan yang juga berada di wilayah desa pakraman Kubutambahan. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan pelinggih pucaking tirta yang ada di areal petirtan Pura Puseh enegil Dharma / Penyyusuhan, dimana pada saat piodalan tertentu wajib untuk nunas / mendak tirta di pura tersebut. Namun sayangnya kondisi pura seperti bentuk fisik pura, luas areal, dan penataan sarana yang lain masih memprihatinkan.

Pura Kentel Bumi

SEJARAH PURA KENTEL BUMI


Pura Kentel Gumi terletak di Desa Tusan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Pura Agung Kentel Gumi didirikan atas anjuran Mpu Kuturan sebagaimana dinyatakan dalam Lontar Babad Bendesa Mas. Dalam lontar tersebut dinyatakan atas kehendak Mpu Kuturan didirikanlah Pura Penataran Agung Padang di Silayukti, Pura Gowa Lawah, Pura Dasar Gelgel, Pura Klotok dan Pura Agung Kentel Gumi.

Pura Tirta Empul

SEJARAH PURA TIRTA EMPUL
Nama Tampak Siring berasal dari kata Tampak yang berarti telapak dan Siring berarti miring. Usana Bali salah satu lontar yang menceritakan tentang sejarah Tampak Siring Bali. Telapak yang ada dalam nama tempat wisata ini, diceritakan sebagai telapak dari raja yang bernama Mayadenawa.

Mayadenawa diceritakan seorang raja sakti, tapi memiliki sifat jahat dan beraggapan dirinya adalah seorang dewa. Karena bersifat jahat, maka Dewa Indra mengirim pasukan beliau, untuk menghancurkan Mayadenawa. Mayadenawa kalah perang melawan Dewa Indra dan Mayadenawa lari kehutan. Untuk menghilangkan jejak, Mayadenawa berjalan dengan memiringkan kakinya ke tengah hutan.

Pura Pulaki

SEJARAH PURA PULAKI 

Sulit ditampik, lingkungan Pura Pulaki adalah sebuah kawasan suci yang bisa disebut sangat sempurna. Selain memiliki pemandangan alam menakjubkan, aura religius dan kesucian yang berpendar di kawasan pura dan sekitarnya akan terasa jelas, seakan masuk di sela pori-pori kulit. Sebagian umat yang sempat sembahyang ke pura itu bahkan kerap mengaku bulu tipis di lehernya sesekali akan tegak. Mungkin karena takjub yang berlebihan pada keindahan alamnya atau amat terkesan pada aura religius yang dirasakannya.

PURA LORONG SOLO

Pura lorong solo merupakan yang letaknya berdekatan dengan pura tirta lebah. Pura lorong solo merupakan pura yang terletak di desa suwug dusun caling sabi. Untuk dapat ke pura ini dapat kita menempuh waktu selama 3 jam dari Denpasar dan 2 jam dari Karangasem dan Gilimanuk. 
Di namakan pura lorong solo, karena pura ini terletak di dalam lorong dan untuk mencapai ke pura tersebut kita harus mengaturkan persembahan di depan lorong solo dan untuk dapat masuk ke lorong solo kita juga di tuntun oleh pemangku pura lorong solo “jro mangku dalang” untuk dapat masuk, karena di dalam pura ini terdapat banyak jalan untuk keluar masuk pura ini.

PURA HYANG SANGKU


Pura hyang sangku terletak di dusun Sidawayah, kecamatan Sawan, kabupeten Buleleng, provinsi Bali. Jaraknya sekitar 85 kilometer dari pelabuhan gilimanuk. Keunikan yang ada pada pura ini dapat anda lihat dari bentuk pelinggih-pelinggih yang ada di dalamnya. Meskipun berada di Bali Utara, bentuk pelinggih di pura ini hampir sama dengan pelinggih-pelinggih yang tereletak di Bali Selatan dan dapat anda lihat dari tata letak yang tidak seperti pura lain di Bali. Jika biasanya pura dibagi berdasarkan tiga bagian, tidak demikian dengan Pura hyang sangku yang tidak memiliki wilayah jaba tengah. Sehingga begitu kita masuk, kita sudah tiba di halaman paling dalam atau yang dikenal dengan istilah jeroan.

Saturday, November 8, 2014

Pura Tirta Lebah

Pura Tirta Lebah merupakan pura yang terletak di desa suwug, dusun lebah. Dari rumah saya untuk menuju ke pura tersebut dapat menempuh waktu sekitar 30 menitan dan dari Denpasar untuk dapat ke pura tersebut dapat menempuh waktu sekitar 3 jam atau lebih. Pura Tirta Lebah ini merupakan pura yang terletak di pedalaman penduduk di desa suwug terutama di dusun Lebah. Meski lokasi pura yang terpencil pura tersebut menjadi pandangan yang sangat menarik untuk di jadikan objek wisata oleh tamu lokas maupun tamu asing, banyak wisatawan datang ke pura tersebut untuk melakukan pemujaan agar dirinya selalu berpikiran yang jernih seperti air tirta.