Pages

Sunday, November 9, 2014

Pura Pucak Penulisan


Pura Puncak Penulisan atau dikenal sebagai Pura Tegeh Koripan serta ada juga yang menyebut Pura Pamojan (panah raja) adalah salah satu pura tertua di Bali.Lebih dikenal sebagai Pura Puncak Penulisan sebab pura suci ini terletak di puncak Bukit Penulisan dengan ketinggian sekira 1.745 m dpl.Secara administratif, pura yang lebih banyak dikunjungi wisatawan karena daya tarik historisnya ini berada di kawasan Desa Sukawana, Kintamani, Bangli.

A. SEJARAH PURA PUCAK PENULISAN
Pada zaman Prasejarah, Pucak Tegeh sudah menjadi tempat yang disucikan secara spiritual pada peradaban orang Bali Mula sebagai landasan keyakinan bahwa gunung merupakan bentuk tempat suci untuk memuja roh leluhur yang telah disucikan. Empat puncak yang disucikan yaitu Puncak Panarajon tempat Mpu Panarajon, Puncak Penulisan tempat tiga bikcu, Puncak Datwa tempat Ratu datwa dan yang paling tinggi disebut Puncak Tegeh yang belakangan dikenal Tegeh Koripan tempat memuja roh leluhur raja yang telah disucikan. Dari ketinggian 1745 m dari permukaan air laut, Pura Pucak Tegeh sudah menjadi tempat pemujaan dari zaman Megalithikum sampai zaman sejarah dijelaskan pada Prasasti Sukawana tahun 804 caka ditulis perkenan raja bagi biksu Ciwa Kangsita, Ciwa Nirmala dan Ciwa Prajna untuk mendirikan tempat suci dan sastra di bukit Kintamani. Dari ketiga Biksu yang beralihan Ciwa sudah bisa dipastikan di pucak tegeh dijadikan tempat suci untuk memuja Dewa Ciwa yang merupakan raja dewa seperti di India. Sehingga banyak bukti artepak Ciwa dalam bentuk lingga, Brahma Bhaga dan Ciwa Bhaga serta berkembang lingga kembar dan beberapa meniatur candi sebagai bentuk pemujaan Ciwa dari abad ke IX sampai saat ini. Untuk memuliakan roh para raja dibuktikan dengan arca sejoli Raja Udayana dengan permaisurinya, dibelakang arca tertulis angka tahun 1017 I caka, yang dikeluarkan pada zaman Raja Anak Wungsu sebagai wujud pemujaan kepada orang tuanya. Perkembangan berikutnya di abad XI sampai abad XIII terwujud arca-arca mulai tokoh masyarakat termasukjuga raja seperti arca Batari Mandul dan arca raja Bali terakhir yang berangka tahun 1254 caka dengan upacara persumpahan yang dimuliakan oleh Kraman Desa Sukawana dengan gelar Asta Sura Ratna Bumi Banten. Selain tempat pemujaan roh leluhur, Pucak Tegeh juga menjadi tempat pemujaan Dewa yang dimuliakan seperti Dewa Ganesha dan Dewa Brahma dilengkapi juga pemujaan gambar planet angkasa seperti Bulan, Bintang, dan Matahari sebagai lambing kekuatan alam.
Pucak Tegeh setelah dikenal Pucak Kauripan yang dulunya menjadi tempat pemujaan kawitan para Raja Bali Dwipa atau Raja Bali Kuna, selanjutnya menjadi tempat suci Dasa Desa Pucak Tegeh dalam catur dharma klawasan, berkembang menjadi empat gebog satak Pucak Penulisan meluas menjadi gebog domas Pucak Penulisan dan sekarang menjadi tempat suci seluruh umat Hindi di Bali.
B. PELINGGIH-PELINGGIH YANG TERDAPAT DI PURA PUCAK PENULISAN
1. Pada Tingkat Ketiga ( Swah Loka ) 
a. Pura Dana

b. Pura Taman Dana

Di Pura Dana dan Pura Taman Dana ini terdapat beberapa pelinggih, yaitu Pelinggih Ratu Ngurah Kubayan, Pelinggih Ratu Bujangga, dan Pelinggih Taman Dana.
2. Pada Tingkat Keempat ( Maya Loka )
a. Pura Ratu Penyarikan

b. Dadya Bujangga


3. Pada Tingkat Keenam ( Tapa Loka )
Pura Ratu Daha Tua

4. Pada Tingkat Ketujuh ( Sunya Loka )
Pura Tegeh Koripan


Terdapat beberapa pelinggih dan gedong di Pura Tegeh Kauripan ini, diantaranya Pelinggih Patirtan, Pelinggih Bale Kulkul, Miniatur Candi, Gedong Cemeng, Palinggih Lingga dan area Udayana, Palinggih Batari Mandul dan Ganesha, Palinggih Dewa Brahma, Palinggih Raja-Raja, Palinggih Puncak Gapura, Gedong Aya tempat arca Raja Asta Sura Ratna Bumi Banten, Palinggih Lingga Tunggal dan Lingga Kembar, Palinggih Batu, Palinggih Dolmen.







Vita & Vonny

1 comments: