Pages

Thursday, November 13, 2014

Pura Hita Karana

Sebelum adanya desa adat seririt, seririt merupakan pasar. Pada Tahun 1964 banyak masyarakat yang datang dari segala penjuru baik dari pulau jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Karna kota seririt sudah banyak masyarakatnya baik itu pendatang dan penduduk asli, maka dibuatlah suatu perbekel. Perbekel itu memiliki syarat untuk mengurus kekedinasan karena sebelum adanya perbekel dulu masing-masing kedinasan itu diurus oleh asal muasal dari penduduk yang datang dari seluruh penjuru itu. Lantas pada 19 Oktober 1964 dibuatlah suatu perbekel lengkap dengan stafnya ada klian banjar, klian adat, dan lain-lain. Karena sudah ada perbekel, warga berinisiatif untuk membangun pura untuk memandirikan persembahyangan diseririt.
Maka pada tahun 1967 dibangun sebuah pura. Pura ini dulu ditempatkan di sebuah penabangan atau terminal. Disana didirikan suatu pura yang sederhana. Lalu umat melakukan persembahyangan disana dari segala penjuru. Mereka ini sudah melakukan sosialisasi bahwa mereka sudah berada atau menetap di desa adat seririt. Lalu pada tahun 2001, dikukuhkan diseririt sebagai desa adat, dan seririt mendapat bantuan-bantuan dari gubernur. Bantuan-bantuan ini difungsikan untuk memperbaiki pura itu sampai terbentuklah pura jagatnata. Kenapa disebut pura jagatnata bukan pura desa, karena diseririt penduduknya adalah hitrogim hidupnya. Jadi jaganata diseririt sama dengan jagatnata yang ada disingaraja yang dari segala adat dan juga dari segala penjuru ada tri wangsa. Jadi tri wangsa ini berartikan tidak fanatic atau menyatu agar seluruh kasta baik itu gusti, jaba, desa, dank aula ini bias menyatu. Dari dulu sampai sekarang pura ini disebut dengan jagatnata atau pura tri hita karana.





PELINGGIH PURA HITA KARANA :

( LEBUH )


( PATIH AGUNG )


( DEWA NYOMAN )


( DEWA AYU )

 
( PERANEMAN )


(TAKSU)


( PADMASANA )


Deva & Widya

0 comments:

Post a Comment