Pages

Sunday, November 9, 2014

Pura Labuhan Aji.

Pura Labuhan Aji.
4.1 Lokasi.
Di Buleleng memang terdapat banyak pura tua yang secara kuat tetap menyebarkan getaran suci dan gaib di tengah zaman modern ini. Salah satunya adalah Pura Labuhan Aji, terletak 12 km disebelah barat pusat kota singaraja, tepatnya di Desa Pakraman Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Hampir setiap hari pura yang berlokasi di tepi Jalan Raya Singaraja - Seririt ini didatangi umat Hindu dari berbagai daerah di Bali dan luar Bali untuk melakukan persembahyangan.



4.2 Sejarah Pura Labuhan Aji.
Tidak ada yang mengetahui secara pasti bagaimana Pura Dang Kahyangan Ida Bhatara Sakti Wawurauh ini didirikan, namun dari beberapa sumbe mengatakan, sejarahnya diawali oleh Ida Bhatara dari Majapahit yang mengutus anak cucunya salah satunya Danghyang Dwijendra untuk pergi ke bali untuk melihat keadaan bali saat itu dan beliau bertapa dulu di Gunung Raung dan beliau melihat sinar di pulau bali(di gunung Agung),dan beliau akan menuju kesana, dan akhirnya Beliau sampai di gilimanuk menggunakan sampan, kemudian melakukan tapa brata di sebuah pinggiran tebing yang sekarang menjadi pura rambut siwi, disana beliau bertapa meminta arahan kemana harus berjalan menuju ke Gunung Agung, dan setelah itu beliau meninggalkan rambut siwi dan berjalan terus ketimur dan sampai di karang kripit, beliau bertemu seorang anak kecil yang bernama teja kukus, teja kukus mengajak beliau berkeliling desa untuk melihat desa, ayah teja kukus mencari si teja kukus dan akhirnya teja kukus ditemukan oleh ayahnya sedang beristirahat bersama Danghyang Dwijendra, lalu ayah teja kukus mengetahui beliau orang sakti dan memberikan ajaran-ajaran yang baik di desa tersebut, dan beliau juga yang memberi nama desa tersebut desa Temukus, dan karena beliau akan meninggalkan desa menuju gunung agung, masyarakat disana membuatkan serta menyungsung pura Labuhan Aji sebagai rasa terima kasih & penghormatan kepada Danghyang Dwijendra.
   


4.3 Pemangku/Orang Suci Pura Labuhan Aji.
Pemangku/Orang Suci pura Labuhan Aji saat ini adalah Jero Mangku Made Mantra dan Jero Mangku Ketut Saka, namun yang menjadi narasumber kami adalah Jero Mangku Made Mantra karena beliau lebih tahu dan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap tamu yang datang.




 




Gambar 8. Pemangku

4.4 Upacara/Piodalan di Pura Labuhan Aji.
Piodalan/pujawali di pura Labuhan Aji berlangsung pada purnama kapat. Namun setiap hari ada saja umat Hindu yang melakukan persembahyangan. Apalagi pada hari Pagerwesi, Galungan dan Kuningan, umat bahkan bisa sampai antre di pura itu untuk melakukan persembahyangan. Untuk memudahkan umat Hindu melakukan persembahyangan, pihak pengempon membangun pelinggih pengayatan di tepi jalan raya. Umat yang lewat di Jalan Singaraja - Seririt biasanya berhenti untuk bersembayang memohon keselamatan di margi agung. Bagi umat yang ingin melakukan persembahyangan dengan lebih khusyuk, biasanya mereka langsung masuk ke areal pura yang tak begitu jauh dari jalan raya

4.5 Layout Pura Labuhan Aji.
Menggunakan konsep tri mandala, yang dasarnya adalah penzonningan kawasan dari tingkat kekhusyukan rendah-tinggi. Dimana utama mandala dalah areal utama sebagai pusat kegiatan pemujaan dan tempat yang tenang, lalu madya mandala adalah areal persiapan menuju utama mandala dimana disini biasanya terjadi antrian untuk masuk ke areal utama, memepersiapkan sarana, di areal ini tercipta suasana semi bising, lalu pada areal nista mandala adalah zonasi untuk wilayah kotor, seperti wc, parkir, dagang.

Gambar 9. Denah Pura Labuhan Aji.

A. Parkir
B. Pelinggih Penyawangan
C. Pelinggih Dewa ayu Rambut Sedana
D. Candi Bentar
E. Pelinggih Ida Bagus Alit
F. Beji
G. Dewa Ayu Taman
H. Dewa Ayu Pengadang-adang
I. Gedong Penyimpen J. Bale Gede
K. Dewa Ayu Agung
L. Jaba Utama
M. Pelinggih Bhatara Sakti
N. Pelinggih Tulak Sanjata
O. Pelinggih Mentang Yuda
P. Kori Agung
Q. Jero Nyoman Patih Agung
R. Dewa Ayu Ngencorong
S. Dewa Ayu Banaspati Raja
T. Bale Jempana



4.6 Pura-Pura di Labuhan Aji.
a) Pelinggih Penyawangan.

Gambar 10. Pelinggih Penyawangan

b) Pelinggih Dewa ayu Rambut Sedana.

Gambar 11. Pelinggih Dewa ayu Rambut Sedana
c) Candi Bentar.
   
Gambar 12. Candi Bentar.

d) Pelinggih Ida Bagus Alit.

Gambar 13. Pelinggih Ida Bagus Alit.

e) Beji

Gambar 14. Beji

f) Kori Agung.

Gambar 15. Kori Agung.

g) Jero Nyoman Patih Agung

Gambar 16. Jero Nyoman Patih Agung.

h) Padmasana/Pelinggih Bhatara Sakti

Gambar 17. Padmasana

i) Pelinggih Tulak Sanjata

Gambar 18. Pelinggih Tulak Sanjata



j) Pelinggih Mentang Yuda

Gambar 19. Pelinggih Mentang Yuda

Material bangunan pada zaman dulunya adalah tanah lempung. Namun pada tahun 1989 terjadi renovasi, renovasi ini membuat suatu keunikan pada pura, yaitu dimana pada dinding dan kori agung pura jaba utama menggunakan batu terumbu karangdengan perekat semen, dan bangunan pelinggih lainnya sudah modern campuran dengan konstruksi beton, bata merah, paras putih dan kayu profil. Dan juga pada lantai yang dulunya adalah tanah kini sudah di pasangi keramik.


Eka & Wahyuni

0 comments:

Post a Comment