Pages

Sunday, November 9, 2014

PURA TAMAN ALIT, CAMPLUNG



  
A. Sejarah Pura Taman Alit
Daerah ini merupakan rawa-rawa, semak belukar, tempat ini tidak bertuan (yang mengurus), apalagi adanya mata air suci, dimana 230 kadar mineralnya mengandung kalsium yang diukur oleh Bapak Bridjen Polisi Mantan Kapolda Bali yaitu Bapak Alm. Benny Mamuaya. Gara-gara memohon meminta nomor undian (buntut) pada tahun 1980, oleh Jero Petapakan. Dari awal inilah Jero Petapakan mendapat Pawisik untuk membuat pelinggih Lingganya Ida Batara Ratu ayu Manik Batara. Pada tahun 1982, mulai merintis pelinggih-pelinggih terbuat dari bambu (turus lubung) yaitu pelinggih sementara. Dilanjutkan menanam bunga Teratai. (bunga Tunjung) tepat pada piodalan Saraswati. Pada tahun 1989 Jero Petapakan mulai melaksanakan (ngemargiang) :

a. Pengusadaan (pengobatan tradisional)
b. Ngeraosin
Yang hadir ke Pura Taman Alit seumat agama dan utama umat Hindhu Dharma se-Bali / Lombok seluruh Kabupaten se-propinsi Tk. I Bali, umat Islam, Kristen, Budha (Tionghoa). Kira-kira umat yang dating ribuan orang. Lain lagi turis mancanegara seperti Belanda, Australia, Inggris, dan lain-lain. Disamping itu ada uniknya lagi turis dari Belanda memohon supaya bisa punya anak dan sudah terkabul yaitu seorang anak laki-laki kemudian diberi nama Yoanes Alit Putra.
Dan ada lagi Artis sinetron yang pernah dating untuk memohon pengobatan dan untuk memohon kesehatan yaitu Felia dan Inne Koesarawati dan lain-lainnya. Serta paranormal yang datang karena adanya pawisik antara lain dari Banyuwangi, Jember, dan Surabaya, ada juga beberapa yang melinggih jadi Pendeta (peranda) karena keturunan dapat petunjuk dari Pura Taman Alit maupun Jero mangku-Jro mangku.
Dengan sesari tanpa tarif, dana punia-dana punia dari orang-orang yang memohon bantuan seperti : penyakitnya sembuh, usahanya berhasil, dan lain-lain. Dana inilah Jro Petapakan mendirikan Pura Taman Alit, disertai penerangan listrik, dan telpon.
Jro Petapakan melaksanakan:
a. Tahun 1992 upacara Pewintenan (pediksaan)
b. Tahun 1993 upacara pemelaspas Pura Taman Alit
c. Tahun 2004 upacara Ngenteg Linggih Alit Purnama Ketiga
d. Pelaksana pendiri Pura Taman Alit oleh Ida Petapakan (Made Juni Yasa)

B. Letak Geografis Pura Taman Alit
secara geografis Pura Taman Alit mrupakan wilayah Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Pura ini berada berdekatan dengan pantai, Pura ini dibangun diatas tanah kurang lebih seluas 2are dan berdiri di tengah-tengah pemukiman warga. Adapun wilayah Pura Taman Alit sebagai berikut :
a. Sebelah Selatan berbatasan dengan rumah penduduk
b. Sebelah Barat berbatasan dengan sawah
c. Sebelah Timur berbatasan dengan bangunan penduduk
d. Sebelah Utara berbatasan dengan Pantai Camplung

C. Pelinggih-pelinggih Pura Taman Alit
1. Jeroan
  pada Jeroan ini yang membuat Pelinggih tersebut adalah Mangku Juni Yasa dan menjadi istana dari Ida Kayunan Ratu Ayu Manik Segara yang melinggih di pelinggih Jeroan ini.




2. Naga Anantabogha
  Pelinggih Anantabogha adalah merupakan ancangan dari Ida Ratu Ayu Manik Segara yang melinggih pada Jeroan serta merupakan pengiring bagi Ida Ratu Ayu.


3. Macan Putih
  Pelinggih Macan Putih ini merupakan Linggian dari Pura Pulaki serta menjadi penjaga dari Mekelin Gede yang menjadi pengiringnya. Dan memiliki ajudan sebanyak 108.





4. Macan Ireng (kuning)
  Sama seperti Macan Putih sebelumnya pada Macan Ireng merupakan Linggian dari Pura Pulaki serta menjadi penjaga dari Mekelin Gede yang menjadi pengiringnya. Dan memiliki ajudan sebanyak 108.


5. Arca Saraswati
  Arca Saraswati merupakan Pelinggih suci yang terdapat pada Pura Taman Alit yang digunakan para penduduk yang tangkil pada Pura Taman Alit sebagai tempat untuk memohon ilmu, kepintaran serta Arca Saraswati menyimbolkan kepintaran dan kedamaian , karena Beliau merupakan Dewi dari segala ilmu di dunia.

6. Dewa Taksu Alit
  Dewa Taksu Alit merupakan penjaga dari Pura Taman Alit.

7. Linggih
  Linggih merupakan pelinggih yang melinggiang Pura Pulaki dan menjadi Raja yang diiringi oleh dua macan serta menjadi peliggian Ratu Gede Samar.






8. Taksu Suara (Kulkul)
  Taksu Suara (Kulkul) digunakan sebagaimana  kulkul digunakan dalam umat Hindhu yaitu sebagai sarana komunikasi untuk menghubungi pemedek dari Pura Taman Alit pada situasi rapat serta pertemuan penting lainnya.


Anom & Bima

0 comments:

Post a Comment