Pages

Sunday, November 9, 2014

Pura Ponjok Batu


PonjokBatuterletak di DusunAlasari, DesaPacungKecamatanTejakulasekitar 24 Kilometerarahtimurdari Kota Singaraja. Kabupaten/Kota Buleleng
LingkunganPuraPonjokBatumerupakansebuahtanjung yang terdiriatasbebatuandimanadaricelah–celahbatutersebuttumbuhpohonKambojadansemak yang sangatindah. Dalambahasa Bali "PonjokBatu" berartiTanjungBatu. LingkunganPurainimerupakanlingkunganPuratempatpemujaan/tempatpersembahyanganumumuntukmohonkeselamatan. Dari depanlingkunganpura yang dibatasijalanrayamenujuAmlapuraterlihatpemandanganLautJawa yang terbentangluas, yang dapatmenimbulkanketenanganjiwadanmenumbuhkaninspirasibagipengunjungnya. Laut yang tenang yang ditumbuhibeberapapohontua di sekitarbukitmenambahkeindahanlokasilingkunganPura. Beberapasumber air bertebaran di sekitarlokasi, danpenduduksetempatmemanfaatkannyauntukkeperluansehari-hari.




Disampingkarenakeindahanalam, arsitekturlingkunganPurajugamencerminkangayakhasyaituseluruh Areal PuraPonjokBatuluasnyasekitar 35 are berupabatu-batuhitamdenganposisiagakmenjorokkepantaisepertisebuahtanjungatauponjok. AtasdasarposisidanlingkunganitumakatempatnyadinamakanPonjokbatu. PuraPonjokBatudidirikansekitarabad ke-16, dimanapendiriannyadikaitkandenganpelaksanaanTirtayatra  DanghyangNirarthaketikamelakukanTirtayatra di Daerah Bali Utara, Lombok dan Sumbawa. MenurutLontarDwijendraTattwafungsiPuraPonjokBatuadalahuntukmemujakeagunganDanghyangNirarthasebagaiseorang guru dalammemantapkanajaran agama Hindu, khususnyaSiwaistisdengandiperkuatadanyapelinggihkhusus di PuraPonjokBatu yang disebutpelinggihDanghyangNirartha. Status PuraPonjokBatuadalahsebagaiKahyanganJagatdandapatdikelompokkansebagai Dang Kahyangankarenaberhubunganerat  denganseorang Dang Guru sebagaiCinta Indonesia. Tidakada data pastimengenaiawalkeberadaanpuraini.


Namun yang diketahui, keberadaanpurainitakbisalepasdarisejarahkedatanganPendetaSiwaSidantayaituDanghyangNirartha (Ida PedandaSaktiWawuRawuh) padaabad ke-15, saatmasapemerintahanDalemWaturenggong di Bali.Purainimemilikirekamansejarah yang panjangdanunik. Hal tersebutditelusurilewattemuanarkeologi, efigrafidan folklore (ceritarakyat) yang hidup di tengahmasyarakatJulahdansekitarnya. Berdasarkankajianarkeologis, saatpenggalian di lokasiperbaikanpuratahun 1995 ditemukansarkopah/sarkopagus. Kinisarkopahitudisimpanbersamasarkopahlainnya di halamandepanPuraDuhurDesaKayuputih, Banjar. Sarkopah (petimayat) terbuatdaribatucadas, banyakditemukan di beberapadaerah di Bali. Sistempenguburanmenggunakansarkopahberlangsungsejakzamanperundagian di Bali tahun 2500-3000 SM, atausekitar 5.000 tahunlalu. Di lokasipurainipernahditemukansarkofaguspadatahun 1922 di sebelahselatanpura, tahun 2010 ditemukansarkofaguslagitetapirusak (pacahberkeping-keping) karenaterkenabouldoserpadasaatpembuatanhalamanparkir di sebelahbaratpura. Berarti di sekitarkawasanPuraPonjokBatupernahdihunimasyarakat yang mendukungbudayasarkopah. Sarkopahmerupakantempatdisemayamkannyajasad orang yang dihormatimasyarakat. Padazamanperundagian, masyarakatpercayapemujaanrohnenekmoyangdan orang-orang yang dihormati, sepertikepalasukuatauketuaadat. Sepertihalnyatradisipembuatanmumi di Mesir, Babilonia, Siriadanlainnya. Sementaramenurutkajianefigrafiatauprasasti, DesaJulahsebagaipemukimansangatramai. Inidiketahuidariprasasti yang dikeluarkan raja-raja dariDinastiWarmadewa, masing-masingmasapemerintahan Raja Sang Sri AjiUgrasena (tahun 923 M), Raja Sri AjiTabanendraWarmadewa (955 M), Raja Sri JanasadhuWarmadewa (975 M), Raja Sri Dharma UdayanaWarmadewa (1011 M), Raja Putri Sang Adnyadewi, PrabuMarakatta (1022-1026 M), Raja Sri PadukaAnakWungsudan Raja Sri PrabuJayapangus (1181 M).





           

MenurutJeroMangkuKomangSumerta, puraponjokbatutelahdipugarberkali-kali namunpemugarantersebuttidakmengubahletakataupuntempatpelingguhhanya di uabahdenganmemperbaiki agar terlihatcerah.

Pemugaran terakhir dimulai 1994hingga dilakukannya upacara Ngenteg Linggih pada Saniscara Wayang Karo,8Agustus 1998. Pura ini terbuat dari batu hitam yang didesain sedemikian rupaagar keberadaannya tetap kuat. Saat ini, pelinggih yang ada di Pura Ponjok Batu meliputi:

1. Padmasana

2. Pelinggih Dang Hyang Nirartha

3. Pelinggih Ciwa

4. Pelinggih Ganesa

5. Pelinggih Batara Baruna

6. Pelinggih Seluang

7. Pelinggih Ratu Ayu Pangenter

8. Pelinggih Taksu (Dewa Gede Ngurah)

9. Pelinggih Ratu Bagus Mas Pengukiran

10. Pelinggih Ratu Bagus Mas Subandar

11. Pelinggih Taksu (Ratu Bagus Penyarikan)

12. Bale Pesandekan

13. Bale Paselang

14. Bale Ongkara

15. Bale Gong

16. Bale Reringgitan

17. Bale Kulkul

Konsep NyegaraGunung

Ada tradisi yang ada hingga sekarang dan masih berjalan di wilayah Pura PonjokBatu. Pura ini memiliki hubungan dengan Pura Bukit Sinunggal di DesaTajun, Kubutambahan. Setiap ada upacara melasti Ida Batara di Pura Bukit Sinunggal danPura-pura lain di Tajun, upacara pemelastian selalu diselenggarkan di Pura Ponjok Batu karena di sana terdapat sumber air tawar yang memiliki kesucian dan dikatakan sebagai air campuhan antara air darat dan laut.

HubunganantaraPuraPonjokBatudanPura Bukit Sinunggalsangaterat. PuraPonjokBatusebagaizenitbawahdanPura Bukit Sinunggal di Tajunsebagaizenitatas. Inimembuktikanadanyakeserasian yang kekalantarasegaradangunung. Bali punyanilai spiritual sangattinggikarenasepanjangpantai Bali Utara, jarakpantaidangunungsangatberdekatan, sehinggatingkatkesuciansegarasamadengankesuciandaerahpegunungan. Karenaitu, upacaranyegaragunungdalamupacarapitrayadnyasangatpentingdilaksanakan.

Di  jeroanterdapatjabetengahdanjabesisiadapelinggih di jayetungguluninimerupakanpelinggihanratupatih. Di bagianJeroan (utamaning mandala) terdapatarcaSiwaberdiri yang diletakkan di pelinggih. Konon agama Hindu yang bertempatdisanaadalah Agama Hindu Siwa

Gamelan gong gede di PuraPurwaSidhiPonjokBatu, saratdenganmakna-makna yang sangatbermanfaatbagikehidupanmanusia yang dapatditangkapbaiksecaralangsungmaupuntidaklangsung. Secaralangsungmaknaitudapatditangkapmelaluifenomena, sedangkansecaratidaklangsungdapatditangkapmelaluirenungan yang mendalam. Makna yang dimaksudmeliputimaknafilosofisdengannilai-nilai yang terdapatdidalamnyasepertimaknareligius, maknakeselamatan, maknapelestarianbudaya, danmaknakeseimbangan. Dengandemikiandalammaknadapatdikajidenganteorisemiotika, denganungkapanemosionaldaripelakuseni yang terwujuddalam gamelan gong gedelewatbahasamusik, sertasimbol-simbol yang mengandungmakna.

Galeri Foto :







1 comments: